Adat Orang Selayar pada saat Hantaran Belanja
Indonesia memiliki beragam Budaya dan Adat Istiadat. Ada istilah dimana bumi di pijak di situ langit di junjung. Dalam hal ini saya akan memaparkan Adat Sulawesi Selatan pada hantaran belanja sebelum pernikahan. Pada saat pengantaran cincin orang Sulawesi menyebutnya dengan " Jarumang" atau yang sering kita kenal dengan tunangan.
Pihak Lelaki membawa cincin untuk di berikan kepada pihak perempuan sebagai tanda bahwasanya telah diikat oleh pihak lelaki. Jika terjadi sesuatu hal yang membuat gagalnya tunangan tersebut sebelum ke jenjang pernikahan maka terdapat sanksi yaitu:
1. Jika pihak lelaki yang membuat perkara sehingga batalnya pernikahan maka cincin yang telah di beri kepada pihak perempuan akan hangus, Tidak dikembalikan oleh pihak perempuan kepada pihak laki-laki
2. Jika pihak perempuan yang membuat perkara maka pihak perempuan harus mengganti cincin yang tadi Double dan dikembalikan ke pihak laki-laki.
Jika sampai ke jenjang pernikahan sebelumnya ada hantaran pihak lelaki menyedikan sesajian yang diisi sebagai berikut:
1. Pisang dan Beras Ketan sebagai kepala Saji
![]() |
Pisang 1 talam |
![]() |
Beras Keran 1 talam |
2. Kue wajid, sitto-sitto, kelaker, bolu, cucur te'ne dan lempar sebagai ekor dari sesajian
Sesajian di bawah ini akan dijunjung oleh ibu-ibu untuk diantar ke pihak perempuan. ada sekitar 10 saji yang di bawa pada saat menghantar uang belanja kepada pihak perempuan. ukuran dari kuenya pun besar-besar. Kemudian pada saat pulang saji dibalikkan ke pihak laki-laki kembali. Namun isinya tidak kosong melainkan dikembalikan 1 piring setiap sajinya kepada pihak laki-laki. Kemudian kue yang dikembalikan tadi akan diberikan kepada ibu-ibu yang menjunjung tadi pada saat menjunjung ke rumah pihak perempuan. Unik ya adatnya orang Selayar.
Namun Adat ini tidak wwajib dilakukan kepada wanita Selayar tergantung kesepakatan kedua pelah pihak. jangan sampai karena mengikuti adat 2 orang yang saling mencintai tidak jadi menikah heheheh hanya karena mengikuti adat yang . Karena saya dulu pada saat menikah tidak meminta yang seperti ini kepada suami.
Nah setelah menikah ada lagi ritual yang namanya " mange' Matoang" atau kalau dalam istilah melayu kunjungan ke rumah mertua. hampir mirip dengan bawaan yang di bawa pada saat hantaran uang namun jumlahnya lebih sedikit dan yang dikunjungi orang tua dari pihak lelaki, orang yang dituakan di pihak lelaki dan kerabat dari pihak lelaki. Nah pada saat pengantin kunjugan pihak yang didatangi akan memberikan kado kecil ke pihak pengantin.
itu deh adat orang Sulawesi Selatan,,,,,,
19 Comments
wah rumah baru umi fiza,biasanya setelah diikat berapa lama ya lanjut ke jenjang pernikahan? Adakah batasannya atau menurut kesepakatan aja?btw cincin yg diberikan beda sama mahar atau mas kawin kah?
ReplyDeleteHehehe iya mb moniq,
ReplyDeleteSetelah diikat tergantung kesepakatan kedua belah pihak Mbak.... Dan cincin yang dikasih beda dengan mahar atau mas kawin....
indahnya Indonesia dengan budayanya.. thanks sharingnya umi fiza dan selamat buat rumah barunya. selametan hihiii
ReplyDeletemakasih mbak hehehehe ,,,, rumah baru nya ndak ada selametan wkwwk
DeleteAdat begini membuat Indonesia menarik ya.
ReplyDeleteTp alhamdulillah.
Saat kami proses lamaran dan menikah.
Kami sekeluarga bs melupakan adat istiadat.
Hihihi
sama kak des kami juga
Deletesaat pernikahan ...... akan banyak makanan tradisional yang jarang kita makan hari-hari......
ReplyDeleteitu efek sampingnya ya. apalagi kalau di kampung. (kenangan)
iya mbak karena di tmepat sekarang emang kampung jadi suasan nya sama hehehe
DeleteSaya malah fokus ke makanan nya. Jadi ngiler hehe..
ReplyDeleteboleh kalau mau pesen silahkan hehhehehe
DeleteNanti nulis tentang makna dari barang hantaran nya y, dari kepala sampai buntut..heheh. menarik loh ini..
ReplyDeleteboleh mbak ,,,,,nanti nur wawancarai dulu ibu nur dirumah y heheheheh
DeleteTrims info nya mbk nur....
ReplyDeletesama-sama mbak putri
Deletekalo orangtuanya, neneknya masih ada, biasanya bekeras hati adat itu dilaksanakan...karena mereka pun dulu juga memakai adat, agar terhindar juga dari omongan orang.. sisi baiknya dari adat manapun selain sulsel adalah mempertahankan kebudayaan itu sendiri agar tidak hilang, sisi buruk biasanya memaksakan diri sehingga berhutang :(
ReplyDeleteKue kuenya kelihatan asing bagi saya...
ReplyDeleteiya mas jarang di pasaran
DeleteBener banget Mbak sarah
ReplyDeletehaduh jadi ingat jaman dipinang tahun kemarin hahahah
ReplyDelete