Penantian yang Indah
Tanggal 09 Juli 2020 merupakan hal yang paling indah. Menyambut si adek yang penuh perjuangan. Tanggal HPL dari dokter yatiu 26 Juni 2020. Sementara hingga 26 juni belum ada tanda-tanda akan lahiran. Akhirnya saya menghubungi bidan dekat rumah. Kok saya belum ada tanda- tanda ya bu? saya merasa cemas dengan anak kedua karena hingga tanggal HPL juga belum mengajak untuk lahiran. Bidan hanya mengatakan sabar ya bu tiap anak beda-beda. Hingga akhirnya saya merasa apakah kandungan saya baik-baik saja? Hingga akhirnya saya memutuskan untuk kembali check up ke dokter tanggal 29 juni. Hasilnya saya harus induksi. Namun suami mengajak pulang dulu untuk diskusi dengan keluarga hingga akhirnya saya sabar menunggu. Ya walaupun saya menerima keputusan sabar itu tetap saja rasa cemas ada. Segala ikhtiar udah saya lakukan seperti ngepel jongkok, senam hamil, Solat Hajat namun si adek masih anteng saja di dalam. Hingga akhirnya saya meminta suami untuk mengajak saya jalan jauh naik motor. Tanggal 6 Juli suami mengajak saya jalan-jalan ke Batam Centre dan pulang ke rumah langsung keluar flek namun hingga malam hari juga belum ada tanda gelombang cinta. Keesokan harinya juga belum ada tanda-tanda hingga akhirnya pukul 02.00 dini hari saya berasa ada yang keluar. Saya terbangun dan langsung ke kamar kecil kemudian tanda lahiran pun telah datang darah segar. Saya langung membangunkan suami kemudian saya bawa jalan bolak balik di kamar. Setelah solat subuh saya pun ke bidan untuk cek sudah bukaan berapa.
Sesampai di Bidan baru bukaan 2. Bidan menyiapkan segala data untuk ke Puskesmas. Saya menghindari untuk lahiran di RS karena Pandemi ini. Pukul 09.00 saya ke Puskesmas sesuai rujukan bidan. Sesampainya di sana langsung Rapid test dan menunggu di ruang bersalin sambil di bawa jalan. Saya berfikir bahwa anak kedua ini akan lebih cepat dari anak pertama namun ternyata tidak. Hingga Pukul 02.00 malam lagi belum juga ada perubahan bukaan jalan lahiran mentok di bukaan 5. Saya sudah lemas sekali karena sudah 24 jam gak tidur dan kontraksi menjadi hilang setelah saya buang air kecil terakhir. Puskesmas tidak bisa menunggu lagi langsung merujuk saya ke RS karena waktu menunggu sudah tidak wajar lagi. pukul 03.00 saya di bawa oleh ambulance puskesmas ke RS. Hingga sampai di RS masuk ruang IGD yang cowok semua...
Ya Allah rasanya udah gak karuan. Antara lemas, ngantuk dan sakit jadi 1. Hingga akhirnya saya di bawa ke ruang bersalin. Langung di pasang alat detak jantung selama beberapa menit. Namun kontraksi terus saja saya rasakan hingga lemas. Tadinya perawat bilang kita tunggu dokter besok ya bu? what??? saya bilang dong saya udah lemas sekali gak tidur 24 jam ada alternatif lain gak? Akhirnya saya yang hanya berdua dengan suami menunggu hasil dari perawat. Perawat pun bilang kita akan ambil jalan induksi. Ya Allah rasanya luar biasa padahal cuma berapa ml yang di masukkan ke dalam infus tapi rasa mau melayang. Beberapa menit setelah itu saya merasa kalau kontraksi semakin kencang dan saya mengatakan kalau saya udah ingin mengedan akhirnya mereka bilang coba ibu ngeden sekali. Akhirnya mereka pun memasang APD hingga akhirnya si kecil yang lucu lahir tepat pukul 06.14 wib pada tanggal 9 juli 2020 yang kami beri nama HAURA AZIZAH NAYYIRA lega rasanya setelah adek bayinya keluar. Hilang seketika rasa sakit itu. Semoga jadi anak solehah ya nak..... aamiin
sekain cerita umi Fiza ya
0 Comments